ekspedisi cerpen

“2 Mata”

            Tahun telah berlalu, kini sosoknya tak pernah ada. Kembali menitik terik, tak sanggup membuka 2 mata yang terpejam. Pagi menjelang siang terlihat ada secarik kertas di depan pintu kamar, kubuka lalu kubaca perlahan. Ternyata surat dari Ibu, yang mungkin melalui Pak Pos. Ku menengok penghuni sebelah kos’anku, segera meninggalkan tempat kosnya. Tak sempat ku bertanya sudah tertinggal jauh. “Runi, sudah terima surat di bawah pintu kamarmu tadi?” tanya Mome, ibu kos dimana aku tinggal yang selalu care dan baik dengan semua anak kosnya. Setelah ku menghampiri Mome, dan menjawab tanyanya “Iya Mom, surat dari Ibu menanyakan kabar dan sisa uang sakuku seminggu terakhir ini!”. Aku langsung beranjak pergi menuju kamar mandi dan segera bersiap untuk berangkat ke aktivitasku seperti biasanya.
                “Runi, tunggu aku!” Serentak Kena Si centil menghentikan langkahku. Perlahan langkah ku lepas, Kena menghampiriku dan langsung mengambil buku catatanku yang ku pegang untuk dia lihat, mungkin di copy untuk tugasnya yang belum kelar. “Main ambil aja buku orang!” Sewotku. Setelah Kena membuka buku catatanku dan kami sampai di kelas, Kena menemukan surat kecil dari teman lelakiku, aku langsung mengambil surat itu dari tangan Kena dan merebutnya. Kena teriak dan seketika memintanya kembali, dia ingin tahu apa isi surat kecil itu. Aku menghentaknya, dia pun langsung tertunduk diam. Sehari atau bebrapa hari, mungkin Kena akan mendiamiku sampai dia mendapatkan surat kecil itu dariku. Aku pulang larut malam, karena ada tugas yang harus aku selesaikan hari ini juga di kampus.
                Pagi ini mendung tak ada cahaya sedikitpun tampak, seperti matahari berselimut awan. Aku segera beranjak dari kamar untuk mandi dan bersiap-siap berangkat kuliah, karena ada kuis pagi ini. Setelah aku sampai di depan kampus, karena sejenak aku ingin mengisi kantong perutku yang kembung ini.Kuis selesai, aku langsung pergi menuju Library. Tujuanku kemari adalah mencari kamus bahasa jerman, bukan malah melihat orang yang bermesraan dipojok rak buku. Tak sengaja ku menjatuhkan beberapa tumpukan buku tebal dan mengenai kakiku, yang minggu lalu terinjak roda becak yang gila-gilaan mengejar penumpang. Aku segera merapikan buku itu kembali, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang tak ku kenal menolongku merapikan buku yang ku jatuhkan tadi. “Terima kasih” Ucapku. Dia hanya tersenyum dengan mata sipitnya. Masih penasaran aku mengikutinya, ternyata dia menuju 1 ruangan dekan. Aku baru menyadari bahwa aku ada janji dengan Purci, teman kuliahku yang asik untuk di ajak kerja sama.
                Beberapa warung internet aku kunjungi, tapi tak ada 1 pun yang kosong, semuanya penuh karena mungkin sekarang musim skripsi anak kuliah pada penuhin warung internet. Aku tak tahu lagi harus kemana mengerjakan tugasku yang bertumpuk ini. Purci mengajakku ke rumah temannya yang punya laptop, mungkin bisa sedikit membantu. Setelah usai aku mengerjakan tugasku, aku pamit pada Purci dan temanyya yang berbaik hati itu. Aku pulang melewati gang kecil lumayan jauh dari kosanku, ku lihat di ujung gang ada seorang lelaki yang menghampiriku. Aku gelisah dan takut melihat sosok itu dari jauh mendekatiku. Tiba-tiba dia merebut tanganku dan membuka genggamanku untuk memberikan kunci kamr kosanku yang mungkin tadi terjatuh di Library kampus. Tanpa sekecap katapun dia langsung pergi. “TERIMA KASIH” Teriakku dari jauh, dia hanya tersenyum sama persis dengan senyumannya tadi pagi.
                Tiba-tiba hpku berbunyi, ternyata ada pesan. Setelah aku buka lalu aku baca, isinya “ Run, aku tunggu kamu besok di taman kampus” Pesan dari Kena.
                Pagi ini ku langsung menuju taman, tapi tak ada seorangpun disana. Setengah jam lebih aku menunggunya, tapi dia tak kunjung dating. Tak ada pesan yang berisi alas an kenapa dia tak dating. Setelah aku putuskan untuk pergi dari sini, perasaanku tiba-tiba seperti ada 2 mata yang memandangku dengan sembunyi-sembunyi. Kutengok dari sela ke ujung, tak ada sebercak pun mata melonglong yang aku lihat. Tak ku hiraukan aku langsung berlari meninggalkan taman sunyi ini.
                Aku tak melihat Kena seharian ini, aku pulang agak pagi karena tak ada lagi yang harus dilakukan di kampus.Tanpa basa-basi aku kembali ke kosan dan langsung tidur. Tapi mata ini tak bisa terpejam walau sedikitpun. Aku mengambil surat kecil di kantong tasku, tapi kenapa tidak ada, setelah aku cari dimana-mana tidak ketemu juga. Aku gelisah kehilangannya, karena disitu tertera alamat blog dan passwordnya, untuk membuka blog kekasihku yang 2 tahun lalu telah meninggal dunia. Tujuan untuk memberikanku itu adalah untuk menyampaikan kata-kata hidup bahagia kepada teman baiknya, karena dia tidak ingin teman baiknya tahu kepergiannya dengan tidak diduga.
                Cerah dan bersinar langit pagi ini, namun tak secerah wajahku yang kusut. Kegelisahan tak bisa ku hentikan. Sesampai di kampus, aku bertemu dengan laki-laki itu lagi untuk kesekian kalinya. Tak berlama-lama aku langsung menghampirinya dan bertanya siapa namanya. Ternyata di adalah Endru, yang tak kusangka lagi dia adalah teman baik kekasihku. Endru bercerita banyak dengan sejenak terdiam dan dia jujur berkata bahwa dia kesal denganku, mengapa aku menyembunyikan kepergian teman baiknya itu, dan ternyata selama ini 2 mata yang kurasa selalu mengikutiku adalah sepasang mata Endru yang berusaha agar aku tidak tahu bahwa dia telah menjagaku dari kejauhan. Ini semua dia lakukan semata-mata untuk menjaga satu-satunya peniggalan dari teman baiknya yaitu aku.







                                                                                                  By: Eva Qaririn

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS